PDF| Abstrak: Kecacingan termasuk dalam 11 dari 20 jenis Neglected Tropical Disease (NTD) atau. Ada hubungan kejadian kecacingan dengan prestasi belajar siswa dengan p value 0,029 dengan. Dengan buku pelajaran tematik.
They are 524 students of class XII in 7 schools. The techniques for data collection use questionnaires of students’ learning difficulties and interviews. The finding of the study concluded that factors caused the biggest students’ learning difficulties derived from external factors (44%), which consist of laboratories factor (49%), books (45%) and the teacher factor (37%). The percentage of internal factors was (43%), which consist of the talent factor (50%), interest (44%) and motivational factors (36%).
Pada hakikatnya belajar merupakan suatu pemahaman yang kompleks. Belajar dapat berlangsung kapan dan dimana saja, juga sukar dideteksi bagaimana proses terjadinya. Melalui proses belajar diperoleh pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, nilai sikap, sebagai bekal untuk dapat berupaya dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Banyak orang beranggapan bahwa belajar merupakan latihan belaka seperti yang Nampak dalam latihan membaca dan menulis (Harahap, 2013). Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan (Syah, 2011). Proses perubahan tersebut berupa perubahan tingkah laku pada diri individu yang mencakup perubahan tingkah laku, sikap dan kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya (Dalyono, 2005). Untuk mengetahui seberapa besar tingkat perolehan belajar siswa dapat diketahui melalui hasil belajar.
![Download buku hasil belajar pdf Download buku hasil belajar pdf](/uploads/1/2/5/5/125533119/476309879.jpg)
Hasil belajar merupakan kemampuan internal (kapabilitas) yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan seseorang melakukan sesuatu (Sumarno, 2011). Menurut pendapat Rasyid dan Mansur (2008) jika ditinjau dari proses pengukurannya, kemampuan seseorang dapat dinyatakan dengan angka. Dengan demikian hasil belajar siswa dapat diperoleh guru dengan terlebih dahulu memberikan seperangkat tes terhadap siswa untuk menjawabnya. Hasil tes belajar siswa tersebut memberikan gambaran informasi tentang kemampuan dan penguasaan kompetensi siswa pada suatu materi pelajaran yang kemudian dikonversi dalam bentuk angka- angka. Menjadi harapan semua pihak agar setiap siswa dapat mencapai hasil belajar yang sebaik- baiknya sesuai dengan kemampuan masing- masing. Namun pada kenyataannya tidak semua siswa mendapatkan hasil belajar yang diharapkan.
Dalam melakukan kegiatan belajar tidak senantiasa berhasil, seringkali ada hal-hal yang mengakibatkan timbulnya kegagalan atau kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Terjadinya kesulitan belajar dikarenakan siswa tidak mampu mengaitkan antara pengetahuan baru dan pengetahuan lamanya sehingga menimbulkan ketidakpahaman atau ketidakjelasan terhadap suatu pelajaran (Caryono dan Suhartono, 2012). Belajar sejatinya sangat ditentukan oleh bagaimana proses belajar itu dilakukan. Dalam proses belajar itu banyak faktor yang mempengaruhinya. Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua bagian besar, yaitu: faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor yang berasal dari luar diri siswa (faktor eksternal).
Hal ini s enada dengan pendapat Abdurrahman (2003) mengatakan bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu internal dan eksternal. Faktor internal yaitu kemungkinan adanya disfungsi neurologis, sedangkan penyebab utama problema mengajar adalah faktor eksternal, yaitu antara lain berupa strategi pembelajaran yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar anak, dan pemberian ulangan penguatan. Demikian pula halnya materi bioteknologi, gejala kesulitan akan tampak diantaranya ketika siswa tidak lagi mampu berkonsentrasi, sebagian siswa memperoleh nilai yang rendah, siswa menunjukkan kelesuan, dan sebagian besar siswa tidak menguasai bahan yang telah guru sampaikan. Kesulitan belajar tidak hanya disebabkan karena intelegensi yang rendah tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non intelegensi (Ahmadi dan Supriyono, 2004).Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam diri siswa (internal) maupun dari luar diri siswa (eksternal).Faktor internal yang dapat menyebabkan kesulitan belajar diantaranya karena faktor kesehatan, cacat tubuh, intelegensi, bakat, minat, kesehatan mental, dan tipe khusus belajar.
Sedang faktor eksternalnya diantaranya karena pengaruh lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat (Caryono dan Suhartono, 2012). Berdasarkan hasil observasi di beberapa SMA Negeri di Kota Medan, didapatkan keterangan bahwa perolehan nilai rata-rata peserta didik masih banyak yang belum mencapai KKM berdasarkan Badan Standart Nasional Pendidikan (BSNP) yaitu 75. Di SMA N 2 Medan misalnya, nilai rata-rata siswa pada materi bioteknologi baru mencapai nilai 70, di SMA N 3 juga mencapai 70, di SMA N 4 mencapai 6 5, di SMA N 14 mencapai 70, sedangkan nilai rata-rata di SMA N 6 Medan mencapai 68. Tidak tercapainya nilai siswa sesuai KKM dapat dijadikan sebagai indikator bahwa telah terjadi kesulitan belajar siswa pada materi bioteknologi.
Untuk mengentaskan kesulitan belajar siswa pada materi bioteknologi maka perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis faktor penyebab kesulitan tersebut.Sehingga pada akhirnya dapat diambil langkah konkrit untuk melakukan inovasi pembelajaran sesuai permasalahan yang siswa hadapi. Melalui gambar diatas dapat diketahui bahwa faktor ketersediaan dan penggunaan laboratorium biologi merupakan faktor eksternal penyebab kesulitan belajar tertinggi.Laboratorium termasuk dalam alat pembelajaran.Tanpa alat pembelajaran penyajian materi menjadi kurang sempurna, khususnya untuk materi yang bersifat praktikum, kurangnya alat laboratorium akan banyak menimbulkan kesulitan dalam belajar (Basiran, 2012). Melalui hasil penelitiannya, Jago(2010) menyatakan bahwa kelas yang belajar dengan praktikum akan mendapatkan hasil belajar yang lebih baik dan dapat berfikir kritis daripada siswa yang tidak melaksanakan praktikum. Kegiatan pembelajaran di laboratorium sebenarnya bertujuan untuk menekankan siswa agar melakukan suatu penyelidikan untuk menemukan konsep secara langsung.Hal ini mengakibatkan konsep yang didapatkan tidak mudah luntur dari fikiran.Hal ini sejalan dengan pendapat Rustaman (2005) yang menyatakan bahwa belajar yang didukung dengan pengalaman secara langsung dapat meningkatkan daya ingat siswa dan memungkinkan siswa mengembangkan konsep sehingga hasil belajarnya meningkat.
Melalui wawancara didapat informasi.